Rujak cingur matengan (Sumber: https://medium.com) |
Rujak
cingur adalah makanan khas tradisional dari Jawa Timur. Makanan ini berasal
dari ibu kota Jawa Timur, Surabaya. Sebagaimana namanya, rujak cingur terbuat
dari bahan dasar cingur, yakni mulut
atau moncong sapi, yang dipadu dengan berbagai jenis sayuran dan buah.
Kata cingur
(bahasa Jawa) berarti ‘mulut’. Kata ini (cingur) merujuk pada irisan
mulut/bibir atau moncong sapi atau kerbau rebus yang dicampurkan ke dalam adonan.
Selain cingur, bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat rujak cingur
adalah beberapa jenis buah, seperti kerahi (krai, yaitu sejenis timun),
bengkuang, mangga muda, nanas, kedondong. Bahan-bahan lainnya adalah tahu,
tempe, lontong, tauge, kangkung, dan kacang panjang.
Semua
bahan itu, termasuk cingur, diiris dan dicampur dengan bumbu atau saus yang
terbuat dari petis, gula pasir/gula merah, cabai, kacang tanah goreng, bawang
goreng, garam, dan irisan pisang biji hijau muda (pisang klutuk). Semua bumbu
dicampur dengan cara diulek. Ditambahkan pula ke dalamnya sedikit air matang sebagai
pengencer.
Rujak cingur mentahan (Sumber: https://pesona.travel) |
Rujak
cingur dibuat dan dihidangkan dengan dua cara, yakni biasa (mentahan) dan matang (matengan). Jika dibuat dalam bentuk
biasa, maka semua bahan yang telah disebutkan di atas (termasuk irisan buah
mentah: bengkuang, mangga muda, nanas, dan kedondong) disertakan. Adapun jika dibuat
dalam bentuk matengan, yang disertakan
hanya bahan-bahan yang telah dimatangkan (sebagian direbus dan sebagian
digoreng) yang terdiri atas tempe (goreng), tahu (goreng), lontong (rebus), dan
sayur-sayuran yang direbus (krai, kangkung, kacang panjang, dan tauge),
sedangkan buah-buahan mentah tidak disertakan.
Untuk
kedua bentuk penyajian itu, bumbu atau saus yang digunakan tetap sama. Alas
yang digunakan untuk penghidangannya bisa piring atau daun pisang yang dibentuk
pincuk. Sebagai pelengkap, biasanya disertakan juga kerupuk.