Tuesday, July 24, 2018

Kunyit Kini Tengah Jadi Tren di Barat

Kunyit (Sumber: (www.123rf.com)

     TEMPO.CO, Los Angeles - Kunyit (kunir) yang merupakan salah satu sumber pengobatan dari Timur kini tengah menjadi tren di Barat. Minuman dari kunyit yang dijuluki sebagai golden ismilk laris manis dalam ajang Natural Products Expo 2016 di California, Amerika Serikat. Popularitasnya menyaingi matcha yang menjadi tren di ajang yang sama tahun sebelumnya.
Ajang yang digelar setiap tahun ini bertujuan memperkenalkan dan mengevaluasi produk alami terbaru. Tahun ini merupakan kali ke-36 perhelatan itu digelar. Kunyit mulai diperkenalkan dalam ajang ini sejak tiga tahun lalu. Pertama dikenalkan dalam bentuk minuman, kini kunyit tampil dalam aneka varian, mulai dari minuman hingga aneka bumbu masakan.
Menurut situs New York Times, kunyit menjadi ramuan dewa yang menyehatkan berkat kandungan senyawa kuning yang disebut kurkumin di dalamnya. Zat ini dikenal dalam dunia pengobatan tradisional dan kontemporer karena manfaatnya bagi kesehatan.
Kunyit kerap digunakan untuk mengobati penyakit yang terkait dengan peradangan, kanker arthritis, dan bisul. Umbi yang banyak tumbuh di Asia ini juga dikaitkan dengan penyembuhan luka, dan penelitian terbaru mempelajari hubungannya dengan penyakit alzheimer.
Dalam penelitian itu, Andrew Scholey dari Swinburne University of Technology melakukan serangkaian penelitian dengan sasaran kelompok usia 60-85 tahun. Beberapa relawan diberi kapsul yang terbuat dari ekstrak kunyit sementara sisanya diberi plasebo. Mereka kemudian diminta menyelesaikan serangkaian tugas yang memerlukan kerja otak, seperti mengingat kata-kata dan gambar, pengurangan sederhana, serta latihan yang menguji reaksi mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok pertama memiliki kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang membutuhkan daya ingat dan kewaspadaan dibanding kelompok kedua. Kelompok dengan kurkumin itu juga tidak menunjukkan kelelahan dan terlihat lebih tenang, tidak stres.
Namun, Barbara Delage dari Micronutrient Information Center di Linus Pauling Institute menyatakan, bioavailabilitas kunyit sangat miskin. Mengklaim bahwa kunyit berguna bagi manusia adalah prematur mengingat bukti saat ini, katanya.
Kunyit, katanya, tidak menempel di dalam tubuh manusia untuk waktu yang lama dan hanya sedikit dari senyawanya yang diserap tubuh. Upaya untuk mengembangkan bentuk senyawa yang lebih mudah diserap sedang berlangsung, katanya, dan akan dilanjutkan dengan uji keamanan dan efektivitasnya.
Ia membenarkan studi laboratorium menunjukkan manfaat besar kunyit. Dalam satu penelitian, kurkumin terbukti menghambat inflamasi pada tikus. Penelitian dalam skala laboratorium juga membuktikan kunyit dapat meringankan radang usus, menumpulkan respons imun pada pasien rheumatoid arthritis, dan mengurangi peradangan saraf dalam kasus cedera otak traumatis.
Dalam penelitian terhadap manusia, beberapa uji klinis kecil menemukan kurkumin menjadi seefektif obat anti-inflamasi nonsteroid untuk mengurangi kekakuan dan pembengkakan pada rheumatoid arthritis. Bahkan, penggunaan kunyit lebih efektif daripada beberapa obat standar yang digunakan untuk mengurangi keparahan. Namun, Delage mengatakan, Anda tidak bisa menyimpulkan apa-apa dengan satu atau dua penelitian kecil, dan Anda harus sangat skeptis tentang ini.
(Sumber: https://cantik.tempo.co/read/768315/kunyit-kini-tengah-jadi-tren-di-barat-lo, Rabu, 4 Mei 2016, 09.00 WIB, dengan penyuntingan seperlunya)

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete