Selat, kuliner khas Solo yang banyak digemari. (Foto: 4.bp.blogspot.com) |
Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar atau
membaca kata
‘selat’’? Anda yang belum
akrab dengan dunia kuliner tradisional, dan sebaliknya terbiasa dengan dunia
geografi atau traveling, mungkin akan
mengira bahwa itu merupakan salah satu dari bagian laut atau lautan di bumi.
Dalam geografi atau ilmu bumi, selat
memang berarti laut sempit yang berada di antara dua pulau --- contohnya, Selat
Sunda, Selat Malaka, dan Selat Madura.
Namun, dalam dunia kuliner, terutama kuliner
tradisional daerah, selat merupakan nama sebuah makanan khas. Selat adalah
makanan khas Kota Solo, Jawa Tengah. Nama ‘selat’, konon, diadaptasi dari atau
merujuk pada kata ‘salad’ (bahasa
Inggris), yang berarti (daun) selada atau sayur yang disantap sebagai
lalapan saat makan.
Di dalam selat sendiri memang terdapat unsur
(sayur) selada. Namun, selada hanya menjadi bagian kecil dari hidangan selat
yang kaya akan komponen bahan dan rempah. Selada bahkan bukan
merupakan bahan atau komponen utama dalam selat, melainkan lebih sebagai
ornamen atau penghias saja.
Di tengah keberadaan selada sebagai komponen kecil, selat
merupakan makanan khas Solo dari daging sapi (has luar) rebus yang dimasukkan
ke dalam kuah semur (encer atau kental) yang diracik dari air, bawang putih,
kecap inggris, kecap manis, dan cuka yang dibubuhi dengan pala dan merica. Racikan
ini kemudian dihidangkan dengan telur semur dan sayur-sayuran yang terdiri atas
selada mentah, tomat mentah, kentang goreng, wortel rebus, buncis rebus, dan
mentimun mentah (bisa juga ditambahkan kol atau brokoli) yang ditaburi dengan
keripik kentang serta dilengkapi dengan moster (mustard) dan mayones.
Dapat dikatakan, bagian atau bahan utama pembuatan selat
sebenarnya adalah daging sapi. Dalam versi aslinya, daging sapi yang digunakan
adalah bagian gandik, yakni paha
belakang yang tidak mengandung lemak dan seratnya panjang. Dengan bahan utama
daging sapi, maka selat sesungguhnya tidak relevan (cocok) disebut sebagai
‘salad’ yang memiliki arti selada atau sayuran yang
disantap sebagai lalapan (ulam).
Masakan ini lebih cocok disebut sebagai bistik. Banyak kalangan menyebutnya sebagai
bistik jawa. Tidak sedikit pula yang menggolongkan makanan yang memiliki rasa
khas ini sebagai kombinasi antara bistik, salad, dan sup. Penggemar dan pakar
kuliner terkenal, Bondan Winarno, menyebut selat sebagai sebuah
fusion yang dahsyat antara biefstuk, salad, dan sup.
Salah satu rumah makan terkenal di Solo yang menyediakan selat, Warung Selat Mbak Lies. (Foto: www.banyumurti.net) |
Jika Anda singgah atau berkunjung ke Kota Solo, Anda dapat menemukan makanan ini dengan mudah. Selain harganya cukup murah, selat juga banyak dijual di warung dan rumah makan di berbagai tempat di Solo. Berkunjung ke Solo tanpa menikmati selat, rasanya kurang lengkap. Berikut beberapa warung, rumah makan, atau food counter di Solo yang menyediakan hidangan selat.
·
Mbak Lies Selat
Solo Restaurant; Jalan Veteran, Gang II No. 42,
Serengan
·
Tenda Biru's Selat Solo; Jalan K.H. Samanhudi No. 1, Laweyan
·
Mekar Sari Restaurant; Jalan Dr. Rajiman No. 182B, Laweyan
·
Omah Selat; Jalan Gotong Royong No. 13, Jagalan, Jebres
·
Warung Selat Pak Bambang; Jalan Tirtosari No. 1, Purwonegaran, Sriwedari
·
Warung Selat; Jalan Moh. Husni Thamrin No. 35, Kerten, Banjarsari
·
Kusuma Sari Restaurant &
Ice Cream; Jalan Slamet Riyadi No. 111,
Kemlayan, Serengan
·
Selat Vien's (Selat, Timlo,
& Soto Ayam); Jalan Hasanudin No. 99, Punggawan,
Banjarsari
No comments:
Post a Comment