Wednesday, January 31, 2018

Selat, Makanan Nusantara Khas Solo

Selat, kuliner khas Solo yang banyak digemari. (Foto: 4.bp.blogspot.com)

Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar atau membaca kata ‘selatAnda yang belum akrab dengan dunia kuliner tradisional, dan sebaliknya terbiasa dengan dunia geografi atau traveling, mungkin akan mengira bahwa itu merupakan salah satu dari bagian laut atau lautan di bumi. Dalam geografi atau ilmu bumi, selat memang berarti laut sempit yang berada di antara dua pulau --- contohnya, Selat Sunda, Selat Malaka, dan Selat Madura.
Namun, dalam dunia kuliner, terutama kuliner tradisional daerah, selat merupakan nama sebuah makanan khas. Selat adalah makanan khas Kota Solo, Jawa Tengah. Nama ‘selat’, konon, diadaptasi dari atau merujuk pada kata ‘salad’ (bahasa Inggris), yang berarti (daun) selada atau sayur yang disantap sebagai lalapan saat makan.
Di dalam selat sendiri memang terdapat unsur (sayur) selada. Namun, selada hanya menjadi bagian kecil dari hidangan selat yang kaya akan komponen bahan dan rempah.  Selada bahkan bukan merupakan bahan atau komponen utama dalam selat, melainkan lebih sebagai ornamen atau penghias saja.
Di tengah keberadaan selada sebagai komponen kecil, selat merupakan makanan khas Solo dari daging sapi (has luar) rebus yang dimasukkan ke dalam kuah semur (encer atau kental) yang diracik dari air, bawang putih, kecap inggris, kecap manis, dan cuka yang dibubuhi dengan pala dan merica. Racikan ini kemudian dihidangkan dengan telur semur dan sayur-sayuran yang terdiri atas selada mentah, tomat mentah, kentang goreng, wortel rebus, buncis rebus, dan mentimun mentah (bisa juga ditambahkan kol atau brokoli) yang ditaburi dengan keripik kentang serta dilengkapi dengan moster (mustard) dan mayones.
Dapat dikatakan, bagian atau bahan utama pembuatan selat sebenarnya adalah daging sapi. Dalam versi aslinya, daging sapi yang digunakan adalah bagian gandik, yakni paha belakang yang tidak mengandung lemak dan seratnya panjang. Dengan bahan utama daging sapi, maka selat sesungguhnya tidak relevan (cocok) disebut sebagai ‘salad’ ­yang  memiliki arti selada atau sayuran yang disantap sebagai lalapan (ulam).
Masakan ini lebih cocok disebut sebagai  bistik. Banyak kalangan menyebutnya sebagai bistik jawa. Tidak sedikit pula yang menggolongkan makanan yang memiliki rasa khas ini sebagai kombinasi antara bistik, salad, dan sup. Penggemar dan pakar kuliner terkenal, Bondan Winarno, menyebut selat sebagai sebuah fusion  yang dahsyat antara biefstuk, salad, dan sup.
Salah satu rumah makan terkenal di Solo yang menyediakan selat,
Warung Selat Mbak Lies. (Foto: www.banyumurti.net)

     Jika Anda singgah atau berkunjung ke Kota Solo, Anda dapat menemukan makanan ini dengan mudah. Selain harganya cukup murah, selat juga banyak dijual di warung dan rumah makan di berbagai tempat di Solo. Berkunjung ke Solo tanpa menikmati selat, rasanya kurang lengkap. Berikut beberapa warung, rumah makan, atau food counter  di Solo yang menyediakan hidangan selat.
·        Mbak Lies Selat Solo Restaurant; Jalan Veteran, Gang II No. 42, Serengan
·        Tenda Biru's Selat Solo; Jalan K.H. Samanhudi No. 1, Laweyan
·        Mekar Sari Restaurant; Jalan Dr. Rajiman No. 182B, Laweyan
·        Omah Selat; Jalan Gotong Royong No. 13, Jagalan, Jebres
·        Warung Selat Pak Bambang; Jalan Tirtosari No. 1, Purwonegaran, Sriwedari
·        Warung Selat; Jalan Moh. Husni Thamrin No. 35, Kerten, Banjarsari
·        Kusuma Sari Restaurant & Ice Cream; Jalan Slamet Riyadi No. 111, Kemlayan, Serengan
·        Selat Vien's (Selat, Timlo, & Soto Ayam); Jalan Hasanudin No. 99, Punggawan, Banjarsari

No comments:

Post a Comment