Friday, April 20, 2018

Bakmi Jawa di Tanah Pasundan



Bakmi Jawa di Kafe Gundolo (Sumber: Tempo, Dwi Renjani)

TEMPO.CO, Bandung - Sajian kuliner bakmi Jawa sudah akrab di telinga dan lidah kita. Bakmi Jawa merupakan makanan tradisional berbentuk mi berbumbu rempah yang dimasak menggunakan arang. Jika bertandang ke tanah Pasundan, Anda bisa mencicipi bakmi Jawa di sebuah kafe di Bandung. Namanya Kafe Gundolo yang terletak di Jalan Padjajaran Nomor 6A.
Nuansa budaya Jawa terasa kental di kafe ini. Mulai dari pilihan aneka menu bakmi, alunan lagu keroncong, dan filosofi kehidupan di dalamnya. Buka sejak pukul 11.00 hingga 23.00, kafe ini ramai pengunjung pada jam makan siang ataupun malam.
Di Kafe Gundolo, pengunjung bisa memilih berbagai jenis bakmi Jawa dengan nama-nama yang unik. Ada Bakmi Karyo Diningrat, Bakmi Legitan Istimewa, dan Rangsak Rongsok buat yang gemar dengan tulang atau balungan. Adapun minuman yang disajikan antara lain Kopi Joss, Jos Gandos, dan Melankolis.
Bagi pencinta pedas disarankan memilih menu Legitan Istimewa goreng. Perduan mi telur yang kenyal dicampur aneka rempah, telur bebek dan potongan ayam kampung, membuat sensasi kenyal dan lembut saat digigit.
Diolah dengan kaldu ayam kampung, kecap manis dan disajikan di atas daun pisang menambah aroma dan rasa gurih manis yang pekat. “Rasanya pekat tapi enggak  bikin eneg karena dicampur sayuran, seperti daun bawang, kol, dan potongan tomat. Jadi, ada sensasi seger di dalamnya,” ujar pemilik Kafe Gundolo, Akhmad Rizalullah, saat ditemui Tempo, Jumat, 3 Maret 2017.
Selain Legitan, menu Bakmi Karyo Diningrat juga menarik karena pengunjung bisa memilih versi goreng dan kuah. Isi dari Bakmi Karyo Diningrat memang tak jauh berbeda dari Legitan. Ada ayam kampung, telur bebek, sayuran dan mi. Yang membedakan adalah kuah yang disajikan lebih gurih dari Legitan yang didominasi rasa manis.
“Untuk yang suka mi berkuah, Karyo Diningrat juga banyak dipesan karena rasanya gurih dan tidak terlalu manis,” ujar Akhmad. Sementara menu Rangsak Rongsok terbuat dari olahan tulang ayam yang menurut Akhmad, banyak dipesan oleh anak muda. “Mereka bilang, tulang ayamnya juara."

Kafe Gundolo memiliki ornamen yang terkesan tradisional bahkan ada yang menganggap mistis. Sebab, di salah satu sudut ruangan terdapat dua buah replika kuburan khas Jawa Tengah. Akhmad menjelaskan batu nisan itu sekadar simbol untuk mengingatkan siapa saja bahwa manusia tidak patut sombong. “Karena kelak tempat terakhir kita sama,” katanya.

Batu nisan tadi, menurut Akhmad, sengaja dibuat untuk menampilkan keunikan kafe dan menarik anak muda, khususnya yang gemar berswafoto. “Kuburan, patung, pernak pernik kerajaan juga bisa dibikin sebagai latar foto,” ujarnya.

(Sumber: https://cantik.tempo.co/read/853770/bakmi-jawa-di-tanah-pasundan, Dewi Renjani, Rabu, 8 Maret 2017 12:00 WIB)

No comments:

Post a Comment